Home / Uncategorized / Inspirasi Olah Raga Sebagai Program TV

Inspirasi Olah Raga Sebagai Program TV

Belanja iklan TV
Indonesia memang masih menjadi primadona dibandingkan media lainnya. Menurut
data Nielsen Advertising Information Services, pertumbuhan belanja iklan di
akhir tahun 2015 ibergerak positif dengan angka pertumbuhan sebesar 7% untuk
total TV dan media cetak, dan mencapai angka 118 Triliun. Pada kuartal empat
2015 saja, belanaja iklan TV dan media cetak meningkat sebesar 17% dibandingkan
dengan pada kuartal empat tahun 2014 (http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2016/Nielsen-Belanja-Iklan-Tumbuh-Positif-di-Tahun-2015.html).
Namun angka tersebut bukan serta merta, Industri TV masih Berjaya. Tingginya
belanja iklan bukan disebabkan oleh program TV yang bagus sehingga ramai
ditonton masyarata, melainkan adanya peristiwa atau kegiatan yang bersifat
mendunia, seperti berita bencana alam, berita politik, piala dunia, kejuaraan
olah raga dan lainnya. Sepanjang tahun 2015 kategori Pemerintahan dan
Organisasi Politik masih memberikan kontribusi tertinggi untuk nilai belanja
iklan, yaitu mencapai Rp7,4 Triliun.
                Televisi
juga mulai terancam ditinggalkan penonton yang kini lebih asik memandang
smartphone, terutama penonton dari kalangan anak muda. Salah satu alasan mereka
beralih ke media online adalah karena program TV yang membosankan.
Tribunnew.com, menyimpulkan beberapa hal yang membuat penonton semakin tidak
berselera menonton TV: (http://www.tribunnews.com/seleb/2012/08/31/ini-enam-hal-yang-bikin-nonton-tv-makin-membosankan?page=2)
1.       Tema
sinetron yang melulu tentang percintaan dan dikemas dengan tidak apik
2.       Acara
music yang terlalu “alay”
3.       Reality
Show yang Tidak Real
4.       Efek
gambar, Sound yang terkesan asal
5.       Banyak
Courtesy dari Youtube
6.       Banyak
gossip
Intinya,
tuntutan penonton Indonesia sudah mulai tinggi kualitasnya, mereka sudah sangat
memahami kebutuhan akan konsumsi televisi. Apalagi masyarakat dihadapkan dnegan
banyak pilihan, bisa memilih TV kabel, channel youtube, daylimotion dan
sebagainya. Acara yang ada di luar negeri, misalnya di Korea Selatan, bisa
ditonton di Indonesia melalui Live streaming ataupun siaran tunda di
situs-situs tertentu.
Bingung Acara yang Mendidik?
                Salah
satu sasiun TV di Korea Selatan, KBS, ada sebuah program yang sangat menarik.
Namanya, “Cool Kis On The Block,” Bahasa Indonesia, “Lingkungan Kita, Seni dan
Olah Raga.” Program ini diluncurkan pertama kali pada tahun 2013, dengan durasi
kurang lebih 1 jam. Inti dari program ini adalah, bagaimana menghargai olah
raga, atlet, dan mengolah ragakan masyarakat. Acara ini dipandu oleh Kang Ho
Dong (artis yang juga sangat piawai dengan olah fisik, seperti gulat, badminton
dan tenis meja). Setiap season nya, mereka mengambil tema yang berbeda, misalnya
3 bulan temanya tentang badminton, 3 bulan kemudian tentang renang, 3 bulan
lagi tentang volley, Judo, dan sebagainya.
                Awal
kemunculan program ini sudha menarik perhatian masyarakat, selain bertabutr
bintang K-Pop, olah raga bisa memunculkan sisi lain para idol. Apakah mereka
orang yang pantang menyerah dan bekerja keras, kesatuan tim, dan sikap
menghargai olah ragawan dan pelatih.  Di
awal tahun 2016, Cool Kiz On The Block (CKOTB) mendapatkan sambutan yang luar
biasa, saat itu mereka mengangkat Tema tentang Judo, artis yang didapuk menjadi
bintang utama adalah Lee Jong Hwa (Jota, member dari Madtown). Jota, salah satu
rookie idol yang namanya belum dikenal, namun di masa remajanya ia menghabiskan
waktunya di sekolah atlet Judo. Keinginannya menjadi atlet professional kandas
karena cedera patah tulang yang dideritanya. Iapun banting setir sebagai artis
baru, namun karena memiliki latar belakang olah raga dan pengalaman olah raga
yang baik, Jota dipilih dalam program ini. Kerja keras Jota, membawa hasil
tidak hanya bagi dirinya, juga tim CKOTB. Berkat kegesitan dna kekuatannya,
Jota berhasil membawa tim ke puncak kemenangan (juara nasional).
                Para
artis ini, sebelum shooting diwajibkan mengikuti sesi latihan yang dilatih oleh
professional. Kemudian, akan mengunjungi provinsi-provinsi di Korea Selatan,
dan bertanding dengan tim lokal professional. 
Menariknya, tidak jarang artis-artis ini justru memenangkan
pertandingan. Mereka berlatih dengan sangat keras, dengan tujuan ingin
memberikan penampilan yang terbaik. Jika akhirnya kalah, mereka kalah dengan terhormat,
karena sudah memberikan segala kemampuan bertanding dengan atlet nasional.
                Selain
program CKOTB, ada pula program Let’s Go, Dream Team. Intinya adalah program
yang mengolah fisik, diisi oleh para artis juga yang kadang beradu kekuatan
dengan tim olah raga dari universitas atau klub tertentu. Dream Team, temanya
bisa bermacam-macam, bisa tentang Lompat Tinggi, Atletik, ataupun haling rintangan,
semacam Program Ninja Warrior. Di acara ini pula, kita bisa melihat,
atlet-atlet nasional yang sudah menjadi pelatih, masih memberikan
kontribusinya. Di satu sisi, masyarakat mendapatkan hiburan, pengetahuan
tentang olah raga dalam bentuk yang menghibur karena bertabur artis. Bagi artis
mereka bisa menunjukkan sisi lain yang lebih jujur akan dirinya, olah raga adalah
kegiatan yang melatih suportivitas, dan bagi atlet nasional, namanya semakin
dikenal karena kontribusi dan kemampuannnya sehingga penghargaan dari
masyarakat semakin bertambah.
Beda Negara, Beda Kebiasaan
                Benar, Indonesia
bukan Korea Selatan, dimana masyarakatnya suka bekerja keras dan sangat
kompetitif. Kita terbiasa melakukan hal yang instan dan terkesan dikejar-kejar
deadline. Gak bisa lah, bikin program kayak gitu, artisnya kan sibuk, shooting
dimana mana, gak ada waktu buat latihan. Mungkin itulah beberapa alasan, yang
membuat program reality bertema olah raga sepi di stasiun TV Indonesia. Seandainya
ada, pasti butuh biaya dan waktu yang lama untuk mewujudkannya. Namun,
bayangkan saat anak-anak dan remaja kita begitu gemar olah raga.
Berbondong-bondong mendatangi gelanggang olah raga, bersorak sorai memberikan
dukungan kepada timnya, dan melihat uraian air mata para pemenang yang sudah
memberikan kemampuan yang terbaik. Ini akan jadi, pemandangan yang indah dan
memberikan semangat baru untuk masyarakat terutama kaum muda.  
                Indonesia
memang beda dengan negara lain, masyarakat Indonesia bisa mewarnai dunia
badminton sehingga supporter badminton begitu “berisik” dan atraktif. Mana ada,
supporter  pertandingan olimpiade olah
raga yang begitu “rempong” selain supporter Indonesia (membawa genderang,
pita-pita, dan sebagainya) lucunya ini meluar kepada negara lain.  Pertandingan badminton (bulu tangkis) adalah
pertandingan olah raga yang ceria karena suporternya. Indonesia memang berbeda,
karena komentar-komentar komentator berpadu dengan istilah olah raga, dan
seringkali membawa gelak tawa. Indonesia berbeda, artis-artis Indoneisa juga
tidak kalah heboh dan keren saat berlaga di medan lapangan.  Tapi di balik khayalan indah ini, ada
produser, editor, kameraman, dan seluruh kru televisi, termasuk pemilik saham,
pengiklan dan penonton yang menyukseskan sebuah acara. Kira-kira kapan ya, Olah
raga bisa menginspirasi melalui program televisi? Mungkin ini hanya renungan
pagi hari. Selamat beraktivitas Teman.

About admin

Check Also

Buntut dari Kasus “Burning Sun” dua Artis FNC Mengundurkan Diri

sumber: koreaboo.com, stasiun TV SBS Kasus pelecehan yang terjadi di sebuah Klub malam “Burning Sun” …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+ 68 = 75