Home / Uncategorized / Wilayah Osaka -Jepang Izinkan Siswa Bawa Gawai Ke Sekolah Tahun 2019

Wilayah Osaka -Jepang Izinkan Siswa Bawa Gawai Ke Sekolah Tahun 2019

sumber: japantimes.co.jp
    Sebagai salah satu negara industri terbesar di Asia, dan memiliki kecepatan internet teringgi di dunia, ternyata Jepang cukup kaku perihal izin penggunaan gawai di lingkungan siswa sekolah dasar dan sekolah menengah. Baru-baru ini, wilayah Osaka, baru merestui siswa SD dan SMP membawa ponsel ke sekolah tahun 2019. Itu pun tidak boleh digunakan selama jam pelajaran berlangsung.
    Di saat hampir anak SD dan Sekolah Menengah di Indonesia bergaya dengan gawai pintar ke sekolah. Justru di negara produsen gawai dan perangkat elektronik lain, malah membatasi penggunaannya. Seperti yang dilansir dari asahi.com, pada November 2018. Kebijakan baru wilayah Osaka ini dipicu oleh kasus gempa bumi yang sering melanda negara matahari terbit itu. Melalui gawai pintar, diharapkan para siswa dapat memberikan kabar penting kepada keluarga mereka akan keberadaan mereka. Di luar itu, sekolah melarang penggunaan ponsel selama proses belajar mengajar.
    Ada beberapa aturan yang diberlakukan bagi para siswa SD dan sekolah menengah yang membawa gawai ke sekolah: pertama, penggunaan gawai hanya bisa dilakukan di luar jam belajar, saat jam belajar gawai dipegang oleh wali kelas, ponsel digunakan untuk hal-hal mendesak seperti memberikan kabar kepada orang tua saat bencana alam atau ketika ada siswa yang terpaksa harus dibawa ke rumah sakit, ketiga; Jika tidak dititipkan pada guru, gawai boleh disimpan di laci namun dalam keadaan mati.
   Beberapa sekolah sebenarnya sudah mengizinkan siswa membawa ponsel, namun aturan yang diberlakukan sama, ponsel harus dalam keadaan mati selama jam belajar. Pemerintah setempat sedang menyusun pijakan dalam menggunakan gawai yang akan diberlakukan kepada siswa. tahun 2017, 30%  siswa sekolah dasar membawa gawai, sementara siswa kelas enam 70% , dan siswa menengah sebayak 80%.  Pijakan yang akan disosilisasikan ini termasuk di dalamnya bagaimana menggunakan gawai secara bijak dan pemahaman tentang media sosial. “Kami ingin lebih aktif lagi mengedukasi siswa bagaimana menggunakan gawai secara benar,” ujar wakil dari kementerian pendidikan.
    Melalui Japantimes.com, sejak 2008, Jepang sudah melarang para siswa SD dan Menengah Atas membawa gawai ke sekolah. Pelarangan ini dipicu oleh meningkatkan kasus bullying (perundungan) dan kerusakan psikologis akibat siswa mengunjungi website yang berbahaya. Pada tahun 2007, terdapat 5.900 kasus siswa yang membawa gawai ke sekolah. Dari kasus tersebut 6% diantaranya mengalami perundungan. Survey lain yang dilakukan, dari januari – Maret 2008, 38.260 website menggunakan kata-kata kotor dan kasar. Pelarangan ini diharapkan dapat mengurangi tingkat kriminalitas di tengah pelajar, sebab itu guru dan orangtua diharapkan mengawasi dengan ketat. Salah satu yang perlu diwaspadai adalah penggunaan bahasa yang sopan yang senantiasa dicontohkan oleh guru dan orangtua.
     Jika Jepang begitu peduli dengan nasib generasi mereka dalam menggunakan gawai pintar, lalu apa usaha kita kepada generasi muda Indonesia?

About admin

Check Also

Buntut dari Kasus “Burning Sun” dua Artis FNC Mengundurkan Diri

sumber: koreaboo.com, stasiun TV SBS Kasus pelecehan yang terjadi di sebuah Klub malam “Burning Sun” …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

48 + = 52